sejarah-olahraga-skeleton-dari-olimpiade-hingga-modern

Sejarah Olahraga Skeleton Dari Olimpiade Hingga Modern

Sejarah Olahraga Skeleton Dari Olimpiade Hingga Modern. Olahraga skeleton memiliki sejarah panjang yang penuh adrenalin, dimulai dari akhir abad ke-19 di Swiss hingga menjadi cabang tetap Olimpiade modern. Atlet meluncur telungkup dengan kepala di depan pada sled kecil menyusuri lintasan es berliku, mencapai kecepatan hingga 140 km/jam. Pertama muncul di Olimpiade 1928 dan 1948 di St. Moritz, olahraga ini sempat absen lama sebelum kembali permanen sejak 2002. Kini, dengan musim Piala Dunia 2025/2026 yang baru dimulai di lintasan Cortina d’Ampezzo—venue Olimpiade 2026—skeleton semakin populer secara global, termasuk penambahan event mixed team untuk Olimpiade mendatang. REVIEW FILM

Asal Usul di St. Moritz: Sejarah Olahraga Skeleton Dari Olimpiade Hingga Modern

Skeleton bermula di St. Moritz, Swiss, sebagai variasi dari tobogganing yang dibawa wisatawan Inggris. Pada 1884-1885, dibangun Cresta Run, lintasan es alami sepanjang sekitar 1.200 meter dari St. Moritz ke Celerina dengan 10 tikungan ikonik. Awalnya, atlet meluncur duduk atau telentang, tapi sejak akhir 1880-an, posisi telungkup kepala depan mulai populer karena lebih cepat. Pada 1892, seorang Inggris memperkenalkan sled dari baja yang ramping, mirip rangka tulang—diduga asal nama “skeleton”. Kompetisi Grand National di Cresta Run dimulai 1885, dan olahraga ini cepat menyebar sebagai hiburan bagi kalangan atas. Cresta Run tetap legendaris hingga kini, meski berbeda dari skeleton modern yang pakai lintasan buatan.

Perjalanan di Olimpiade Awal: Sejarah Olahraga Skeleton Dari Olimpiade Hingga Modern

Skeleton pertama masuk Olimpiade Musim Dingin 1928 di St. Moritz, menggunakan Cresta Run, dengan hanya event pria. Jennison Heaton dari Amerika Serikat meraih emas, diikuti saudaranya John dengan perak. Kembali hadir di Olimpiade 1948, lagi di St. Moritz, Nino Bibbia dari Italia jadi juara—medali emas pertama Italia di Olimpiade Musim Dingin. Namun, setelah itu, skeleton absen dari program Olimpiade karena terlalu bergantung pada lintasan spesifik Cresta Run, risiko tinggi, dan kurangnya infrastruktur global. Selama periode ini, olahraga berkembang pelan dengan pembentukan federasi internasional pada 1923, yang awalnya gabung dengan bobsleigh.

Kebangkitan Era Modern

Kebangkitan skeleton dimulai akhir abad ke-20 dengan lintasan es buatan pertama pada 1960-an dan kompetisi internasional lebih terstruktur. World Cup pria mulai 1986/1987, diikuti wanita 1996/1997. Pada 1999, Komite Olimpiade Internasional memutuskan mengembalikan skeleton permanen untuk Olimpiade 2002 di Salt Lake City, dengan event pria dan wanita sekaligus. Ini jadi tonggak besar, diikuti kesuksesan di Olimpiade berikutnya. Federasi berganti nama menjadi International Bobsleigh & Skeleton Federation pada 2015. Kini, skeleton diikuti atlet dari puluhan negara, meski lintasan terbatas. Musim 2025/2026 jadi pemanasan Olimpiade 2026 di Cortina, dengan lintasan baru yang lebih panjang dan event mixed team pria-wanita pertama kali di Olimpiade.

Kesimpulan

Sejarah skeleton dari Olimpiade awal hingga era modern menunjukkan evolusi dari olahraga elit lokal di Swiss menjadi cabang global penuh keberanian. Dari Cresta Run legendaris hingga lintasan buatan canggih, skeleton terus berkembang meski sempat absen panjang. Kembalinya permanen sejak 2002 dan inovasi seperti mixed team untuk 2026 di Cortina menandai masa depan cerah. Olahraga ini tidak hanya uji kecepatan, tapi juga nyali atlet menghadapi risiko tinggi. Dengan semakin banyak negara ikut serta, skeleton diharapkan terus inspirasi generasi baru di panggung Olimpiade dunia.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *