Sejarah Lahirnya Taekwondo di Dunia Modern. World Taekwondo Championships 2025 di Wuxi, China, yang berlangsung hingga 30 Oktober, kembali angkat taekwondo ke panggung dunia dengan 1.200 atlet dari 120 negara bersaing sengit. Di balik tendangan tinggi dan poin sparring, sejarah lahirnya taekwondo di era modern jadi pengingat betapa bela diri ini lahir dari api perjuangan Korea pasca-perang. Lahir resmi pada 1955 melalui Korea Taekwondo Association (KTA), taekwondo gabungkan akar tradisional seperti taekkyon dengan pengaruh karate Jepang, ciptakan seni bela diri yang cepat dan presisi. Jenderal Choi Hong-hi, bapak pendirinya, tulis buku pertama tahun 1959 yang standarisasi teknik—dari dollyo chagi hingga poomsae. Saat Korea Selatan raih empat emas di Worlds ini, sejarah modern taekwondo ingatkan: dari senjata perlawanan kolonial jadi olahraga Olimpiade 2000, ia simbol ketangguhan yang kini diadopsi 100 juta praktisi global. BERITA BOLA
Akar Tradisional dan Pengaruh Pasca-Perang: Sejarah Lahirnya Taekwondo di Dunia Modern
Taekwondo modern tak lahir dari vakum; ia tumbuh dari tanah subur seni bela diri Korea kuno seperti taekkyon—seni tendangan melingkar yang diajarkan prajurit Hwarang abad ke-6. Saat Jepang okupasi Korea 1910-1945, taekkyon dilarang, tapi kelompok bawah tanah latih diam-diam sebagai bentuk perlawanan. Pasca-Perang Korea 1950-1953, Jenderal Choi Hong-hi—lahir 1918 di Korea Utara—kembali dari pelatihan karate di Jepang dengan visi baru. Ia gabungkan taekkyon (tendangan dinamis) dengan karate (pukulan tangan) untuk ciptakan sistem yang efisien bagi tentara Korea.
Pada 1952, Choi bentuk Oh Do Kwan—salah satu dari sembilan kwan (sekolah bela diri) yang muncul pasca-perang. Kwan-kwan ini, seperti Moo Duk Kwan dan Chang Moo Kwan, latih 70 persen tentara Korea Selatan, dorong standarisasi nasional. Tahun 1955, KTA didirikan sebagai payung resmi, gabungkan kwan jadi satu identitas: “tae” (tendang), “kwon” (tinju), “do” (jalan). Ini bukan sekadar nama; ia simbol persatuan Korea modern yang rusak perang. Pengaruh pasca-perang terlihat di teknik: tendangan tinggi simbol kebebasan, pukulan tangan ingatkan disiplin militer. Saat itu, 10.000 anggota KTA latih taktik bela diri untuk pertahanan nasional—taekwondo lahir sebagai alat bangkit, bukan hiburan.
Peran Choi Hong-hi dan Standarisasi Teknik: Sejarah Lahirnya Taekwondo di Dunia Modern
Choi Hong-hi jadi arsitek utama taekwondo modern, dengan buku “Taekwon-Do” 1959 yang deskripsikan 20 teknik dasar—dari ap chagi (tendangan depan) hingga dollyo chagi (tendangan bundar). Sebagai presiden KTA sejak 1959, Choi promosikan taekwondo ke militer AS saat Perang Korea, bawa 100 instruktur ke pangkalan PBB. Ini ekspansi awal: pada 1963, demonstrasi di Korut bikin Kim Il-sung minati, meski Choi tolak politik dan fokus olahraga.
Tahun 1966, Choi dirikan International Taekwondo Federation (ITF) di Seoul, dengan 9 negara anggota awal seperti Vietnam dan Malaysia—fokus sparring kontak penuh untuk bela diri praktis. Konflik dengan KTA soal politik bikin Choi pindah ke Kanada 1972, tapi ITF tumbuh ke 200 cabang. Standarisasi tekniknya revolusioner: poomsae (pola form) ajar filosofi, sementara sparring gunakan hogu (pelindung dada) untuk aman. Di 1970-an, taekwondo masuk universitas Korea, latih 500.000 mahasiswa—dari bela diri tentara jadi olahraga massa. Choi wafat 2002, tapi warisannya hidup: ITF kini 120 negara, pisah dari World Taekwondo (WT) yang fokus Olimpiade.
Ekspansi Global dan Masuk Olimpiade
Ekspansi taekwondo modern capai puncak saat jadi olahraga Olimpiade Sydney 2000, setelah demonstrasi di Seoul 1988. WT, didirikan 1973 sebagai pengganti KTA, standarisasi aturan sparring elektronik—skor sensorik di kepala dan dada sejak 2010, naikkan akurasi 95 persen. Di Olimpiade Paris 2024, 128 atlet dari 64 negara bersaing, dengan Korea raih 3 emas—bukti dominasi.
Globalisasi lahir dari diaspora: di AS, taekwondo populer pasca-Perang Korea, dengan 3 juta praktisi. Di Indonesia, masuk 1960-an lewat militer, kini 1 juta anggota PSTI—perak Asian Games 2025 Hangzhou bukti kemajuan. Ekspansi ini tak lepas misi Choi: taekwondo sebagai “seni damai,” ajar nilai seperti hormat dan ketekunan. Saat ini, 100 juta praktisi dunia, dari dojang sekolah hingga kompetisi pro—dari akar perlawanan jadi simbol persatuan global.
Kesimpulan
Sejarah lahirnya taekwondo di dunia modern, dari akar pasca-perang hingga panggung Olimpiade, cerita ketangguhan Korea yang kini global. Dari visi Choi Hong-hi dan KTA 1955 hingga WT 1973, taekwondo ubah dari bela diri tentara jadi olahraga universal yang ajar disiplin. Saat Worlds 2025 tutup dengan emas Korea, sejarah ini ingatkan: taekwondo tak lahir untuk pukul, tapi bangkit—satu tendangan demi satu generasi. Di era modern, ia tetap relevan: bela diri yang kuatkan tubuh dan jiwa, siap hadapi tantangan apa pun.

